
Ayo Lestarikan ! Permainan Tradisional Nusantara untuk Anak
Ayo Lestarikan ! Permainan Tradisional Nusantara untuk Anak – Sebelum gadget begitu populer semua anak – anak bermain permainan tradisional. Meskipun jenis permainannya sangat sederhana, nyatanya mampu memberikan kebahagiaan tersendiri. Permainan jenis ini bisa membuat akrab satu sama lain, melatih kerjasama, kreatifitas, dan perkembangan otak dalam memecahkan masalah. Nyatanya permainan tradisional lebih banyak memberikan manfaat dan pembelajaran.
Saat ini, anak – anak yang masih memainkan permainan tradisional hanya bisa ditemukan di daerah pinggiran atau desa saja. Itupun tidak banyak, hanya sebagian saja. Saat ini masa kecil anak Indonesia banyak terenggut oleh teknologi yang modern. Hal tersebut membuat mereka lebih memilih bermain dengan gadget daripada bermain bersendau gurau dengan teman sebaya sepermainan mereka.
Hal ini sangat memprihatinkan. Anda harus mengenalkan permainan tradisional pada anak Anda kelak. Apakah Anda masih bisa menyebutkan contoh permainan tradisional beserta cara memainkannya? Jika tidak, maka bacalah uraian singkat mengenai permainan tradisional berikut ini! Bagi Anda yang saat ini sudah tidak muda lagi, selagi membaca Anda akan diajak bernostalgia mengenang masa kecil Anda.
PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR

Gobak Sodor adalah permainan tradisional yang melibatkan banyak anak. Dibagi ke dalam dua tim, jumlah anak per tim minimal tiga. Satu tim berjaga dan yang lainnya menjadi lawan atau pelaku permainan. Semakin banyak jumlah anak maka akan semakin seru. Permainan ini dimainkan dalam sebuah lapangan yang sudah diberi garis kotak – kotak.
Kelompok yang mendapat giliran untuk bermain harus bisa melewati kotak – kotak yang sudah dibuat, tanpa tersentuh oleh kelompok yang berjaga. Jika tersentuh maka permainan berakhir dan mereka harus berganti posisi. Tim lawan akan berjaga dan sebaliknya. Skor akan dihitung jika seorang anak bisa pergi dan kembali lagi ke home-based atau rumah atau pos pertama.
Permainan ini sangat menyenangkan dan begitu populer. Biasanya zaman dahulu di sore hari anak – anak suka berkumpul di sebuah lahan kosong dan memainkan permainan ini hingga maghrib menjelang. Tak sekedar menyenangkan tetapi gobag sodor melatih kewaspadaan, kecepatan, dan kebersamaan.
PERMAINAN TRADISIONAL INGKLING ATAU ENGKLEK

Permainan ini dimainkan dengan cara berjalan satu kaki pada kotak – kotak yang sudah digambar di atas tanah secara bergiliran. Dalam permainan tradisional Jawa ada beberapa macam ingkling atau engklek, diantaranya adalah engklek gunung, engklek kitiran, engklek L, dan lain – lain.
Pemain harus melempar koin atau gacuk pada kotak secara berurutan. Pada kotak yang ditandai dengan lemparan gacuk, pemain tidak boleh menginjaknya. Pemain harus melewati kotak dan pada saat kembali ke garis awal ia harus mengambilnya kembali. Setelah itu dilemparkan kembali pada kotak selanjutnya. Pemain akan kalah dan berganti giliran jika ia melanggar aturan, misalnya menginjak garis.
PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI

Minimal permainan ini dimainkan oleh tiga orang saja. Dua orang berposisi memegang tali dan satu sisanya meloncati tali yang sudah dibuat dari karet yang dikait – kaitkan. Permainan ini bisa dimainkan banyak orang tanpa jumlah maksimal. Tinggi tali di mulai dari selutut, seperut, sedada, setelinga, sekepala, setengah merdeka (menaikkan sejengkal tangan di atas kepala) dan merdeka (setinggi tangan menunjuk ke atas).
Untuk menambah keseruan, biasanya anak – anak menambahkan gaya setelah melakukan lompatan misalnya berpura – pura menjadi patung. Setelah pelompat terakhir melakukan lompatan, maka patung harus berubah menjadi manusia kembali. Jika ada yang bergerak sebelum pelompat terakhir melakukan gilirannya, maka dia mati dan harus bergiliran menjadi pemegang tali.