Seorang diplomat top Korea Utara yang hilang saat berada pada Italia dua tahun lalu, sekarang tinggal dan menetap dalam wilayah Korea Selatan. Hal itu menjadikannya sebagai salah satu pejabat paling terkenal rezim yang membelot dalam beberapa dekade.
Jo Song Gil & istrinya menghilang pada akhir tahun 2018 sekitar bulan November, setelah meninggalkan kedutaan Korea Utara pada Roma. Tempat Jo bekerja sebagai penjabat duta besar.
Selama hampir dua tahun, keberadaannya tidak tak ada yang tahu. Minggu ini, Ha Tae-keung mengkonfirmasi bahwa Jo telah membelot ke Korea Selatan pada tahun 2019.
Ada permintaan informasi mengenai kapan Jo memasukin Korsel. Jadi kami mengkonfirmasi bahwa mantan duta besar Jo Song Gil memasuki Korea Selatan. Hal itu terdeteksi pada Juli tahun lalu dan berada dalam perlindungan pemerintah.
Jo merupakan pejabat pemerintah dengan profil tertinggi yang membelot. Mantan wakil duta besar untuk Inggris, kabur ke Korea Selatan pada tahun 2016. Korea Utara belum memberikan komentar mengenai pembelotan Jo.
Diplomat Tertinggi Korea Utara Jo Song Gil
Jo Song Gil terkonfimasi hilang sejak akhir tahun 2018 yakni bulan November, sebelum masa jabatannya berakhir sebagai diplomat tertinggi Korea Utara untuk wilayah Italia. Juru bicara anggota parlemen Korea Selatan Kim Min-ki mengatakan hal tersebut.
Italia tanpa duta besar Korea Utara sejak mantan utusan Pyongyang terusir pada 2017, menyusul uji coba nuklir keenam negara itu. Ia bergabung dengan kedutaan pada Mei 2015, sebagai sekretaris ketiga menurut anggota parlemen Korea Selatan.
Kementerian Luar Negeri Italia menyatakan telah menerima pemberitahuan dari Kedutaan Besar Korea Utara. Bahwa Jo dan istrinya telah meninggalkan kedutaan dalam wilayah Italia pada tanggal 10 November 2018. Empat hari kemudian, putri Jo kembali ke Korea Utara bersama staf wanita dari kedutaan Korea Utara. Setelah meminta untuk bertemu dengan kakek neneknya, kata Kementerian Luar Negeri Italia.
Jeon Hae-cheol mengatakan, bahwa pemerintah Korea Selatan tidak mempublikasikan pembelotan Jo selama lebih dari setahun. Karena kekhawatiran akan keselamatan keluarganya. Ia sendiri menyatakan secara suka rela ingin masuk ke Korea Selatan.
Thae, mantan diplomat yang berbasis pada Inggris, mengkritik pers. Karena mengungkap berita tentang Jo tanpa persetujuannya.
Bagi diplomat yang memiliki anggota keluarga yang berada pada Korea Utara. Mengungkapkan berita (pembelotan) mereka adalah hal yang sensitif. Dan pemerintah Korea Selatan juga tidak mengungkapkannya.
Anggota Parlemen Korea Selatan Meminta Wartawan Untuk Tidak Mengusik Jo
Thae mendesak wartawan pada negara itu untuk tidak terlalu mengusik ketenangan Jo. Karena pertimbangan putrinya yang masih berada dalam Korea Utara.
Kejahatan seseorang akan mengakibatkan hukuman kepada seluruh keluarganya, hal ini terjadi dalam Korut. Terutama mereka yang telah bersalah atas aktivitas anti-rezim. Mereka yang telah meninggalkan Korea Utara mengatakan, kerabat mereka sering masuk ke kamp penjara oleh rezim sebagai alat propaganda.
Thae membelot bersama istri dan dua putranya, yang bersamanya saat berada dalam wilayah London. Namun, ia mengatakan sebagian besar diplomat Korea Utara yang ada ke luar negeri tidak bepergian dengan keluarga mereka.
Anak-anak itu adalah alat oleh Kim Jong Un sebagai semacam sandera. Tak lama setelah pembelotannya sendiri. Kim Jong Un bahkan menyalah gunakan cinta antara orang tua dan anak-anak.
Meskipun tidak ada statistik resmi yang menunjukkan dengan tepat berapa banyak warga Korea Utara yang melarikan diri dari negara mereka. Korea Selatan mencatat ada lebih dari 32.000 pembelot sejak 1998.
Mereka menghadapi kehidupan yang sulit bahkan setelah mereka berhasil mencapai Korea Selatan. Meskipun mereka telah mendapatkan dukungan, kesejahteraan, tapi masih banyak yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Baca juga: Nelayan Jepang Protes Ke Pemerintah Mengenai Air Fukushima