Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku mengatakan, pihaknya tak bisa memprediksi kapan kasus Covid-19 memuncak dalam wilayah Indonesia. Menurutnya, hal itu tergantung kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Kalau ada pertanyaan kapan angka tertinggi dan kemudian turun? Semua tergantung pada kita sendiri. Angka ini akan turun pada saat perilaku masyarakat semuanya kompak menjalankan protokol kesehatan. Bergotong-royong,kata Wiku dalam konferensi pers Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (1/10/2020).
Menurutnya, angka kasus Corona Indonesia akan terus meningkat atau stagnan jika tidak ada perubahan perilaku masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan lebih ketat.
Hal ini termasuk dari masyarakat yang masih kurang percaya mengenai Virus Corona. Wiku menyarankan warga tersebut mengikuti perkembangan berita Corona dunia melalui radio, televisi, atau internet.
Wiku menuturkan tingginya penambahan kasus harian Covid-19 akhir-akhir ini tingkat penularan sangat tinggi dalam masyarakat. Untuk itu, ia meminta masyarakat yang masih tak percaya Covid-19, segera sadar betapa bahayanya virus ini.
Terapkan 3M Agar Kasus Covid-19 Tidak Memuncak
Menurut sejumlah penelitian, Wiku menyebut risiko penularan Corona bisa tertekan hingga 35 persen jika mencuci tangan dengan sabun. 45% jika memakai masker kain, 70% jika memakai masker medis dan 85% jika menjaga jarak minimal satu meter.
Kami meyakini penerapan 3M secara kolektif tetap menjalankan protokol dengan baik, itu dapat menekan laju dan angka kasus Corona Indonesia.
Kasus Covid-19 Indonesia seperti yang kita ketahui masih terus mengalami peningkatan. Pada bulan September, kasus baru harian rata-rata berada lebih dari 4.000 orang per hari. Rekor tertinggi itu terjadi saat 25 September tambahannya 4.823 kasus baru.
Per Kamis (1/10), akumulasi kasus Corona sudah mencapai 287.008 orang, dengan jumlah yang aktif sebesar 61.321 orang, yang sembuh 214.947 orang & yang meninggal 10.740 orang.
Selain itu, Wiku juga mengatakan pemerintah telah mengajukan permohonan bantuan rapid test berbasis antigen ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Alat rapid test ini bisa mengeluarkan hasil tes Covid-19 dalam waktu 15-30 menit.
Kami telah berkomunikasi dengan perwakilan WHO yang saat ini berada di Indonesia. Dan kami telah memohon untuk mendapatkan bantuan dari WHO untuk tes cepat ini, ujar Wiku.
Menurut dia, WHO akan menyedikan 120 juta alat rapid test berbasis antigen ini untuk 133 negara. Wiku menyebut WHO memprioritaskan penyediaan alat ini untuk negara-negara middle income country dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak.
Baca juga: Hari Kesaktian Pancasila Upacara Pakai Masker Serta Protokol Covid-19