
Memahami Pemberian MPASI Pertama Untuk Buah Hati
Memahami Pemberian MPASI Pertama Untuk Buah Hati – MPASI pertama untuk Si Kecil seringkali jadi tantangan tersendiri, terutama bagi para ibu baru. Mulai dari bingung menentukan jenis makanan apa yang sebaiknya diberikan terlebih dahulu, cara menyiapkannya, sampai harus menghadapi kerewelan Si Kecil saat ibu menyiapkan makanan, semuanya bisa bikin ibu kewalahan. Karena itu, penting bagi ibu untuk mengetahui panduan yang tepat, agar bisa menyiapkan MPASI pertama yang berkualitas untuk Si Kecil.
Lewat usia 6 bulan, ASI saja sudah tidak mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi bagi Si Kecil. Organ pencernaan Si Kecil pun sudah berkembang, jadi ibu bisa memberinya makanan tambahan yang bergizi yang sangat penting untuk tumbuh kembangnya. Selain itu, memberi MPASI saat Si Kecil berusia 6 bulan, dapat mencegahnya mengalami obesitas dan diabetes. Berikut panduan menyiapkan MPASI pertama untuk Si Kecil:
1.Perhatikan jenis makanan
Selain pilihan menu MPASI tunggal dan campuran, ada juga jenis MPASI lainnya. Anda bisa memberikan makanan pendamping ASI khusus alias buatan rumah tangga atau pabrik.
Pilihan lainnya, Anda juga dapat memberikan MPASI seperti yang dimakan anggota keluarga tetapi dengan modifikasi.
Penting untuk memerhatikan beberapa hal di bawah ini saat menyediakan sumber makanan sebagai bahan MPASI:
Makanan sumber zat besi
Pemberian makanan yang kaya zat besi penting untuk memenuhi kebutuhan harian bayi. Ini karena setelah berusia enam bulan, cadangan zat besi bayi sejak kelahiran sudah habis.
Anda dapat memberikan berbagai sumber zat besi seperti hati sapi atau ayam, kuning telur, daging merah, hingga makanan laut.
Makanan sumber beras
Makanan dari beras bisa Anda berikan untuk bayi sejak usianya enam bulan, contohnya nasi yang dihaluskan menjadi bubur.
Berbeda dengan sumber gandum dan serealia lain yang sebaiknya diberikan saat usia bayi menginjak 8 bulan.
Telur
Telur merupakan sumber protein hewani yang baik untuk tumbuh kembang bayi. Anda dapat memberikan telur ke dalam MPASI meski usia bayi belum mencapai satu tahun.
Pilihan MPASI untuk bayi
Jangan bingung, berikut pilihan MPASI yang bisa Anda sajikan untuk si kecil:
- Sayuran yang dihaluskan (puree) misalnya wortel, ubi, kentang, brokoli.
- Buah-buahan yang dihaluskan (puree) meliputi apel, pir, mangga, pepaya yang sudah dikukus, atau alpukat dan pisang yang ditumbuk.
- Bubur yang terbuat dari nasi, tepung beras, atau tepung beras merah bisa ditambahkan dengan ASI atau kaldu ayam maupun kaldu daging.
- Sereal khusus bayi yang telah difortifikasi dengan zat besi.
Anda baru diperbolehkan memberikan jenis makanan lainnya setelah bayi lancar memakan makanan tersebut.
Pilihan jenis makanan yang dapat Anda berikan setelah ini yakni ayam, ikan, telur, daging, hati sapi, maupun hati ayam yang sudah dihaluskan.
2. Perhatikan tekstur makanan
Di masa awal perkenalan dari ASI eksklusif ke makanan pendamping ASI (MPASI), sangat dianjurkan untuk memberikan bayi tekstur makanan yang lunak dan lembut.
Maka itu, haluskan bahan makanan bayi sampai benar-benar bertekstur seperti bubur. Hal ini dikarenakan susunan gigi bayi belum sempurna dan sistem pencernaannya masih beradaptasi untuk menerima makanan padat.
Perkenalkan bayi dengan berbagai tekstur makanan seperti yang sudah diterangkan sebelumnya secara bertahap.
Ambil contohnya di usia 6-8 bulan bayi harus makan makanan dengan tekstur sangat lembut, sedangkan di usia 9-11 bulan sudah mulai bisa diberikan makanan cincang.
3. Perhatikan porsi dan frekuensi makan
Di samping tekstur makanan yang berubah secara bertahap, porsi makan bayi juga akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada masa peralihan dari ASI eksklusif ke MPASI di usia 6 bulan, coba berikan porsi makanan sedikit dulu sekitar 2-3 sendok makan dengan frekuensi satu kali sehari.
Selang beberapa hari setelahnya, Anda bisa meningkatkan frekuensi makan bayi menjadi 2-3 kali per hari. Tak lupa, berikan juga si kecil camilan di antara waktu makan utamanya.
Bahkan di setiap bulan penambahan usianya, porsi dan frekuensi makan bayi juga bisa mengalami perubahan sebagai bentuk perkembangannya.
4. Praktikkan pemberian makan secara responsif
Pemberian makan secara responsif atau responsive feeding adalah pemberian MPASI dengan cara menyuapi bayi.
Cara ini bisa terus dilakukan sampai nantinya bayi bisa makan sendiri, entah dengan bantuan Anda atau tidak. Pastikan Anda senantiasa sabar dan tidak memaksa bayi untuk makan.