Mengdiagnosis dan Menangani Gejala Asama pada Anak
Mengdiagnosis dan Menangani Gejala Asama pada Anak
Mengdiagnosis dan Menangani Gejala Asama pada Anak

Mengdiagnosis dan Menangani Gejala Asama pada Anak

Mengdiagnosis dan Menangani Gejala Asama pada Anak – Asma adalah salah satu penyakit yang umum dialami anak-anak. Sayang, tidak semua orangtua paham betul mengenai tanda dan gejalanya. Gejala asma pada anak umumnya cenderung mirip seperti penyakit pernapasan lain sehingga sering kali terlewatkan. Nah, supaya tidak salah cara menanganinya, orangtua wajib kenali tanda dan gejalanya lewat ulasan berikut ini.

Diagnosis asma pada anak mungkin akan sedikit menyulitkan, karena:

  • Gejala asma seperti mengi dan batuk sangat umum pada anak-anak, terutama pada anak di bawah 3 tahun
  • Tes fungsi paru dengan spirometri biasanya baru bekerja optimal pada anak-anak usia 5 tahun ke atas

Berikut beberapa ciri bayi yang terindikasi menderita asma:

1. Kesulitan bernapas

Jika menyadari bayi Anda membutuhkan kekuatan lebih untuk bernapas, itu bisa mengidentifikasi bayi menderita asma. Umumnya, perut bayi juga terlibat dalam proses pernapasan. Jika menemukan perut bayi bergerak sangat cepat saat bernapas, Anda bisa segera mengeceknya.

2. Batuk

Ini adalah ciri lain dari asma. Kita umumnya batuk untuk menghilangkan ruang udara di tenggorokan. Batuk yang berlebih mengindikasi adanya sesuatu yang menghalangi pernapasan, kemungkinan ada pembengkakan pada saluran pernapasan.

3. Napas Berbunyi

Ini adalah ciri nafas yang mengganggu dengan bunyi yang tak wajar. Jikamenyadari bayi Anda mengalami napas yang berbunyi, sudah saatnya ada mengecek ke dokter.

4. Kesulitan makan

Jika bayi tidak lagi memiliki nafsu makan yang tinggi, atau bahkan dan cenderung mengisap sesuatu saja, kondisi itu berpotensi mengurangi asupan oksigen bagi mereka. Meskipun kurang nafsu makan belum tentu gejala asma, namun untuk memastikan anda perlu memeriksa gejala itu kepada tim medis.

Beberapa cara yang harus orangtua perhatikan dalam menangani penyakit asma pada anak-anak.

1. Alat bantu menggunakan inhaler 

Perlu disadari kalau inhaler sangat penting dimiliki oleh penderita asma karena akan memudahkan pernapasan si Anak. Inhaler merupakan obat asma yang berukuran kecil, sehingga bisa sangat mudah dibawa kemana-mana termasuk saat dimasukan ke dalam tas. 

Inhaler sebagai obat asma ada yang berupa spray atau bubuk, tentunya masing-masing memiliki dosis tertentu. Banyak orangtua yang lebih suka menggunakan inhaler saat asma anaknya mulai muncul karena penggunaan dosisnya cukup tepat.

Ukuran bentuk inhaler yang berbeda terkadang membuat cara pemakaianya tidak bisa disamakan karena dosisnya tentu berbeda. Namun, pada prinsipnya inhaler bisa digunakan sebanyak 100-200 mcg setiap kali disemprot untuk meredakan asma tergantung usianya. Penggunaan ini bisa diulang setiap 4-6 jam dengan maksimal penggunaan sebanyak 10 kali. 

2. Memberikan antibiotik

Penyakit asma yang diderita seseorang terkadang memang muncul secara tiba-tiba. Ini dikarenakan terjadinya infeksi pernapasan atas. Penggunaan antibiotik pada asma ini digunakan jika gangguan penapasan si Anak disertai dengan infeksi seperti ISPA atau pneumonia akibat bakteri. 

Asma yang kambuh disertai dengan infeksi ini biasanya ditandai dengan sesak napas, demam, mengeluarkan dahak berwarna kuning atau hijau kental. Kondisi si Anak biasanya akan menjadi sulit makan dan selalu tampak gelisah karena merasa tidak bisa bernapas.  

Penggunaan antibiotik bisa dipakai jika sesuai dengan anjuran atau pemeriksaan dokter agar kondisi si Anak semakin membaik. 

3.Berusaha mengurangi pemicu asma anak

Merasa cemas saat si Anak terus-menerus sakit karena asmanya kambuh tidak akan pernah menyelesaikan masalah.
Terlalu cemas atau stres terhadap penyakit asma hanya akan menghabiskan energi saja. Ada baiknya untuk mulai menimalisir atau mengurangi segala pemicu asma agar tidak terlalu sering kambuh.

Ini yang harus Mama lakukan, di antaranya:

  • Berusaha membersihkan seluruh rumah termasuk kamar si Anak dari berbagai debu dan kotoran.
  • Jika memelihara hewan peliharaan di rumah, ada baiknya untuk selalu menjaga kebersihan hewan dan kandang.
  • Selalu mengajarkan anak-anak penderita asma untuk cuci tangan untuk menjaga kesehatan dan menghindari pilek.
  • Membiasakan hidup sehat agar imunitas tubuhnya tetap terjaga. 

4. Lebih peka terhadap tanda-tanda asma anak

Orang-orang di sekitar si Anak, termasuk keluarga seharusnya bisa lebih peka terhadap tanda-tanda yang terjadi ketika asma datang. 
Kepekaan ini harus diasah agar tidak membiarkan si Anak kambuh asmanya tanpa ada satu pun orang yang tahu. Jika dibiarkan begitu saja, ini bisa berpengaruh terhadap keselamatan diri si Anak sendiri.

Berikut beberapa tanda yang harus diperhatikan saat penyakit asma si Anak mulai kambuh seperti:

  • Si Anak akan mulai merasa kalau dadanya kurang nyaman karena sesak ketika bernapas. 
  • Tarikan napas akan lebih pendek dan lebih cepat daripada kondisi normal.
  • Batuk-batuk yang tidak kunjung berhenti.
  • Otot leher dan dada menjadi kencang. Kulit si Anak juga akan membiru dan semakin lemas karena kesulitan bernapas. 
  • Mudah merasa lelah, sering batuk, tidak bertenaga saat beraktivitas. 

Namun, terkadang si Anak berusaha tegar dan menutupi tanda-tanda saat penyakit asmanya sedang kambuh. Untuk itu harus berusaha sekali lebih peka terhadap kondisi si Anak.

5. Perhatikan asupan yang dikonsumsi anak

Makanan yang dikonsumsi anak-anak penderira asma cukup berpengaruh terhadap penyakitnya. Si Anak yang salah makan biasakan akan menimbulkan reaksi alergi dan justru bisa memperparah kondisi asma. 

Sebagai orangtua, orangtua harus lebih peka dan bisa membantu si Anak dalam mengontrol setiap makanan yang dikonsumsinya. Ini sebagai salah satu cara menangani penyakit asma yaitu menjaga pola makan.

Sebenarnya ada beberapa jenis buah yang bisa dikonsumsi oleh anak penderita asma. Buah ini juga memiliki kandungan vitamin yang mendukung sistem pernapasan si Anak menjadi lebih baik. 

Berikut beberapa jenis buah yang bisa dikonsumsi seperti: 

  • Apel. Memakan buat apel setiap hari mampu menurunkan tingkat risiko asma yang sewaktu-waktu bisa kambuh. Ini dikarenakan buah apel mengandung flavonoid yang secara alami berguna dalam mendukung sistem pernapasan di dalam tubuh. Selain itu, khellin pada buah apel bisa bekerja untuk melonggarkan saluran pernapasan. 
  • Wortel. Makanan yang satu ini memang terkadang dihindari oleh anak-anak, namun kandungan beta karoten dan antioksidan mampu mengurangi pernapasan berat ada anak penderita asma. Vitamin di dalam wortel juga membantu dalam mempertahankan kekebalan tubuh, sehingga bisa menjadi anak-anak yang lebih sehat. 
  • Alpukat. Kandungan glutathin di dalam buah alpukat mampu bekerja sebagai bahan antioksidan. Inilah yang melonggarkan saluran pernapasan si Anak, sehingga kesehatan tubuhnya lebih sehat. Tak hanya itu, vitamin dari buah alpukat bisa membantu dalam melawan radikal bebas di tubuh. 

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *