
Orangtua Perlu Untuk Ajarkan Anak Mandiri Sejak Usia Dini
Orangtua Perlu Untuk Ajarkan Anak Mandiri Sejak Usia Dini – Kemandirian merupakan sikap yang penting dimiliki seseorang ketika ia sudah dewasa. Kemandirian akan membuat seseorang lebih hebat dan kuat dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya orang-orang yang terlalu mengandalkan orang lain dan tidak mandiri, biasanya akan cengeng dalam menghadapi setiap permasalahan dalam kehidupan. Terhadap anak-anak kita tentunya kita menginginkan mereka hidup dengan sikap mandiri. Mungkin di saat kecil tak begitu masalah kita membantu semua urusan dan kebutuhannya karena memang itu menjadi tanggung jawab kita, namun setelah dewasa, anak yang terus-terusan bergantung pada orang tuanya tidak akan bisa mapan dalam kehidupan. Ada anak-anak yang selalu saja merepotkan orang tua, bahkan ketika mereka telah berkeluarga, mereka masih saja selalu meminta bantuan orang tua dalam menjalani permasalahan kehidupan mereka.
Kemandirian pada anak perlu dilatih sejak dini. Kemandirian anak bisa dilatih mulai dari hal hal kecil dan kebutuhan dirinya. Mandiri diartikan mampu melakukan hal hal yang dibutuhkan sendiri dan minimal bantuan dari orang lain. Anak yang mandiri akan lebih bisa beradaptasi dengan mudah dengan lingkungannya. Anak yang mandiri juga akan tumbuh cenderung mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik.ads
Selain itu anak mandiri juga tidak terlalu tergantung dengan orang tua dan tidak akan manja. Anak yang dapat mandiri, tumbuh dengan rasa percaya diri yang lebih tinggi, solutif, memiliki rasa tanggungjawab yang baik, dan juga tidak merepotkan orang tua. Anak juga cenderung tidak suka merengek dan tidak egois terhadap keinginannya. Nah, dari hal ini menyatakan bahwa anak yang mandiri memiliki kualitas yang baik untuk kehidupan sosialnya, sehingga mendidik anak agar mandiri sangat diperlukan.Melatih anak untuk mandiri bisa dimulai saat usia 2 hingga 6 tahun. Berikut cara cara mendidik anak agar mandiri :
1. Jadilah Contoh dan Panutan
Setiap anak tumbuh dan berkembang dengan melihat lingkungan di dekatnya. Khususnya orang tua yang mengasuh mereka. Apa yang dilakukan orang tuanya, pasti akan ditiru oleh sang anak. Daripada anak Anda mengidolakan tokoh kartun, kenapa bukan Anda yang menjadi sosok panutan mereka? Mulailah dengan menjaga sikap dan perkataan Anda saat ada di hadapan anak. Jadilah sosok pelindung dan pengayom yang selalu ada saat anak membutuhkan
2. Memberikan tugas kemandirian kepada anak
Mengajarkan anak untuk bertanggungjawab pada dirinya. Ajarkan anak untuk melatih untuk memenuhi segala keperluannya sendiri. Biasakan anak untuk mandiri dalam mengurus kebutuhan dirinya. Seperti hal-hal berikut ini :
- Mengajari untuk mandi sendiri
Ketika mandi, ajarkan pada anak juga cara mandi. Ajarkan cara menggosok badan dengan sabun, cara menggosok rambut saat keramas, cara menyiram badan, dan juga cara sikat gigi. Anda bisa mengajarkannya dengan demonstrasi, lalu memberi kebebasan anak untuk melakukannya sendiri.
- Mengajarkan Anak Untuk Menggunakan PAkaiannya Sendiri
Ajarkan anak untuk memakai bajunya sendiri untuk melatih kemandirian. Berikan penjelasan singkat dan mudah dipahami anak sebelumnya, lalu perhatikan anak saat mempraktekkannya. Berikan sedikit bantuan apabila anak masih kesulitan melakukannya sendiri. Mulailah dengan mengajarkan memakai baju baru kemudian celana.
- Memberi kebebasan anak untuk memiliki pakaiannya sendiri
Berikutnya, untuk melatih kemandirian, orang tua harus menanamkan rasa percaya pada anaknya. Berikan kebebasan anak untuk memilih pakaiannya sendiri. Dan berikan penjelasan dan pilihan apabila pilihannya sangat tidak cocok. Jangan lupa berikan pujian apabila pilihannya bagus agar anak merasa lebih percaya diri dengan pilihannnya.
- Mengajari anak memakai sepatu
Ajarkan anak memakai dan memilih sepatu yang ingin digunakan. Ajarkan bagaimana cara menalikan sepatu dan memakai sepatu. Beri kesempatan anak untuk mendemonstrasiikannya sendiri dan beri sedikit bantuan apabila anak masih kesulitan. Jangan lupa berikan pujian terhadap usahanya. Pada anak usia dibawah lima tahun, mungkin sebaiknya menggunakan sepatu dengan tali perekat agar lebih muda
3. Hindari Kata “Jangan”
Ini merupakan kesalahan yang sudah begitu jamak dilakukan orang tua di negeri ini. Terlalu banyak melarang dengan mengeluarkan kata “jangan” justru akan membatasi kreativitas dan daya eksplorasi anak.
Apalagi anak pasti akan cenderung tertarik dengan banyak hal yang ada di sekelilingnya.
Daripada Anda mengucapkan kata “jangan”, cobalah ganti dengan kata yang lebih positif. Misalnya saja kalimat “jangan berlari”. Coba ganti dengan”berjalan saja” atau “pelan-pelan saja ya Nak”.
Itu akan membuat Anak lebih nyaman karena tidak merasa geraknya selalu dibatasi.
4. Latih Problem Solving Sejak Dini
Melatih anak untuk bisa memecahkan masalahnya sendiri merupakan cara mendidik anak yang harus ditanamkan sejak dini.
Dengan demikian anak sudah belajar beradaptasi dengan beragam kondisi dan situasi yang berbeda. Ini menjadi cikal bakal anak untuk bisa mandiri.
Manfaat langsung yang bisa dirasakan anak adalah meningkatkan toleransi dan mencegah munculnya stres.
Latihan ini juga akan mampu meningkatkan kecerdasan anak dan membentuk karakter yang lebih kuat.
5. Tanamkan Kedisplinan dan Tanggung Jawab
Disiplin menjadi kunci dari perkembangan anak di masa dewasa kelak. Mulailah dari hal yang sederhana seperti selalu membuang sampah pada tempatnya.
Lakukan dan terapkan kedisiplinan ini dalam berbagai tempat dan waktu.
Ajarkan juga anak tentang tanggung jawab. Bisa dimulai dengan mengajari anak untuk membereskan mainan setelah selesai.
Bisa juga dengan selalu mengingatkan anak mengenai jam tidur bagi mereka yang sudah sekolah. Ini menjadi pelajaran tanggung jawab anak terhadap dirinya sendiri.
6. Ajarkan untuk Berterima Kasih
Mengucapkan terima kasih adalah sebuah hal yang mudah dilakukan. Tapi, jika tidak dibiasakan sejak kecil, anak pasti akan susah untuk melakukannya.
Latih dan ajarkan dengan tekun agar anak terbiasa berterima kasih.
Dengan selalu berterima kasih kepada orang yang telah membantunya, anak diajarkan untuk saling menghargai. Anak juga secara tidak langsung diajarkan untuk lebih berempati kepada orang lain.
Dengan demikian, mereka tidak akan tumbuh sebagai sosok yang egois dan cenderung mementingkan diri sendiri.
7. Tidak Asal Memberi Mainan
Bagi sebagian orang tua, memberikan anak mainan yang cukup sudah dipandang sebagai upaya membahagiakan anak.
Padahal, anak tidak bisa diberi sembarang mainan. Ada mainan tertentu yang justru bisa mengarahkan karakter anak kepada hal yang buruk.
Cara mendidik anak yang benar adalah dengan memberikan mainan sesuai usianya. Selain itu, pastikan mainan yang diberikan punya manfaat positif.
Seperti bisa meningkatkan motorik atau kecerdasan anak saat mereka memainkannya.
Mainan adalah media yang menstimulan anak dengan cepat. Anak bisa berpikir kreatif, mengembangkan imajinasi, dan berpikir logis melalui mainan.
Tentu saja, jika Anda memberikan mainan yang tepat dan sesuai dengan usianya.
8. Beri Cukup Nutrisi
Selain stimulus dari luar, sisi dalam anak juga harus Anda perhatikan. Yaitu dengan memberikan asupan nutrisi yang mencukupi.
Mengapa? Karena kecerdasan anak tidak hanya tergantung dari latihan tapi juga harus didukung dengan nutrisi yang baik.
Zat-zat yang penting untuk perkembangan otak anak adalah yang mengandung omega-3 dan docosahexaenoic acid (DHA). Zat-zat ini akan mudah Anda temukan di dalam minyak ikan.
Lengkapi pula dengan vitamin dan zat mineral lainnya, sehingga otak dan badan anak akan tumbuh secara optimal.
9. Beribadah Bersama Anak
Anak yang dari kecil sudah diajarkan untuk taat beribadah cenderung punya pola pikir yang lebih baik.
Pola pikir ini akan berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Baik cerdas dalam pelajaran, maupun cerdas dalam menjalani kehidupan.
Karena itu, selalu ajak anak untuk beribadah bersama Anda. Ingat, orang tua adalah contoh bagi anak-anaknya.
Untuk bisa mengajak taat beribadah, Anda harus sudah lebih dulu menunjukkan kebiasaan tersebut kepada mereka.
10. Ajak Anak Mengenal Alam
Mengenal alam akan punya manfaat besar bagi pertumbuhan mental dan spiritual anak. Khususnya bagi mereka yang lahir dan tumbuh di kota besar.
Usahakan bisa rutin mengajak anak untuk mengenal alam sekitar. Minimal sebulan sekali.
Karena anak yang sering mengunjungi tempat-tempat wisata alam bakal punya kecerdasan dan ketenangan yang lebih stabil dibanding mereka yang jarang menikmati keindahan alam.