Populasi Jutaan Hiu Terancam

Populasi jutaan hiu terancam, karena salah satu bahan dalam beberapa kandidat vaksin COVID-19 adalah squalene, yakni minyak alami yang berasal dari hati ikan hiu.

Squalene saat ini terpakai sebagai adjuvan dalam pengobatan, yaitu suatu bahan yang bisa meningkatkan efektivitas vaksin dengan cara menciptakan respons imun yang lebih kuat.

Saat ini seluruh dunia sedang berlomba menemukan vaksin yang ampuh untuk memberi kekebalan terhadap virus Covid-19.

Kami kutip dari Sky News (28/9), perusahaan farmasi Inggris GlaxoSmithKline, saat ini menggunakan shark squalene dalam pembuatan vaksin flu. yaitu minyak alami produksi hati hiu. Dari bahan itu tercipta respons yang kuat dari sistem kekebalan penerima.

Hal tersebut kemudian membuat GlaxoSmithKline berencana memproduksi satu miliar dosis vaksin Covid-19 yang membutuhkan shark squalene. Sebuah kelompok lingkungan hidup, Shark Allies mengatakan bahwa rencana itu membutuhkan hingga seperempat juta hiu. Dari jumlah itu akan mereka gunakan untuk menghasilkan minyak alami dari hati hewan tersebut.

Jumlah ini adalah hanya untuk satu dosis per orang. Jika diperlukan dua dosis, berarti hingga setengah juta hiu terbunuh.

Kami juga mengutip dari Express UK, Senin (28/9) Shark Allies, sebuah kelompok konservasi dalam wilayah California. Mereka mengatakan bahwa memanen squalene sebanyak itu dapat berbahaya bagi populasi hiu dunia. Mereka mengklaim jika populasi global masing-masing menerima satu dosis vaksin corona, berarti sekitar 250.000 hiu akan terbunuh.

Populasi Jutaan Hiu Terancam, Amankan Spesies Langkah

Sementara itu, banyak spesies hiu yang terancam punah. Berdasarkan catatan mereka tahun 2018, hanya ada sekitar 3.500 hiu putih besar yang tersisa dalam alam liar. Untuk menghindari pemusnahan hiu, para ilmuwan menyebut ada alternatif sintesis nabati yang berasal dari fermentasi tebu.

Jika kalian memanen sesuatu dari hewan liar, maka itu tak akan pernah berkelanjutan. Apalagi jika yang kalian panen itu berasal dari puncak predator yang reproduksinya kurang besar. Begitu kata Stefanie Brenda, pendiri dari kelompok konservasi Shark Allies.

Para aktivis khawatir bahwa, dalam perlombaan untuk mengembangkan vaksin, permintaan akan hiu squalene bisa meroket. Yang menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam pembunuhan hiu. Diyakini sebuah perusahaan memilih untuk menggunakan squalene yang diturunkan dari hiu dalam adjuvan mereka daripada alternatif nabati yang berkelanjutan karena alasan biaya. Mengapa demikian, karena Squalene nabati harganya 30% lebih mahal daripada squalene hiu, aneh yah?

Salah satu alasan mengapa hiu squalene lebih murah adalah karena kemudahan ekstraksi dari hiu, jelas pernyataan Shark Allies.

Baca juga: Tes Swab Guru Siswa Dalam Wilayah Surabaya Akan Terlaksanakan

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *